Kompensasi Kemiskinan dan Ilmuan
Pada 2019 lalu merupakan moment tidak terlupa bagi Ester Duflo dan Suaminya Abhijit Banerjee. Mereka dianugerahi Nobel Ekonomi. Mereka berdua ekonom dari MIT. Juga Professor pada College de France.
Konsisten bekerja dan meniliti kemiskinan, menjadi jalan bagi mereka menang nobel paling bergensi. Di MIT Duflo dan Banerjee mendirikan Abdul Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) MIT tuk ruang riset-riset kemiskinan di seluruh dunia.
Beberapa hari lalu (18 April 2024) Duflo menulis di koran La Monde, Perancis. “Me must compensate the world’s poorest citizens and help them adapt to climate change” Kata Duflo.
Menurut Duflo 12 bulan terakhir mungkin periode terpanas yang dirasa di Bumi. Emisi buangan industri (orang kaya) jadi salah satu penyebab.
2100 diperkirakan jika emisi tidak ditangani akan ada kematian lebih dari 6 juta orang pertahun. Dan itu akan banyak terjadi pada negara miskin. Mereka tidak bisa menghindar tuk beradaptasi dengan alam.
Di suhu 35 derajat celsius orang kaya tinggal dirumah berAC dengan kendaraan ber AC dan sampai kantor juga ber AC. Relatif aman dari teriknya panas.
Pada suhu yang sama di negara-negara miskin, misal di Pakistan, tanpa AC dan sering bekerja fisik di alam terbuka. Tentu berbeda. Komentar Duflo. Emisi bila digabung di AS dan Eropa terdapat 14 miliar ton pertahun. Mengerikan.
Saat diundang di Brazil dalam KTT G20. Duflo mengajukan proposal kompensasi pada pertemuan menteri keuangan G20 17 Mei. Beri kompensasi pada warga miskin untuk bisa beradaptasi dengan perubahan iklim. Harap Duflo.
Kiprah ilmuan macam Duflo dan Banerjee menjadi gambaran ideal. Seorang peneliti konsisten memberi jalan keluar, pencerahan setiap masalau di bidangnya.
Seorang ilmuan tidak cocok mengeluh di media-media sosial. Ikut-ikut bertanya, menyesali keadaan yang ada. Mereka hadir memberi jalan, dengan kemampuan meneliti yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala anugerahkan.
Sahabat saya Dr Riant Nugroho, ketua umum Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI) dalam acara halal bi halal katakan, bila ada yang sematkan padamu sebagai ahli atau pakar, banyak-banyaklah beristigfar. Mungkin karena beratnya tanggung jawab (mf).
news via inbox
Nulla turp dis cursus. Integer liberos euismod pretium faucibua