Kisah Aglomerasi PKL

Last Updated: September 2, 2024By Tags: , , ,

@mf

Sekitar 2 atau 3 bulan lalu, saya dan istri beberapa kali makan soto daging di pinggir jalan besar, di seputaran Kota Mataram. Pagi-pagi itu soto sudah ada, harganya hanya 10 ribu saja. Pas porsi untuk sarapan.

Di samping posisi soto itu, ada satu pedagang yang jual nasi pecel, gado-gado dan kawan-kawannya. Ribet bila disebut semua.

Booom, Informasi-pun cepat beredar. Kini bukan main ramainya itu tempat. Memamg soto daging ini enak. Segar. Pelanggan-pun bejubel. Biasanya hanya yang habis joging yang nikmati, kini bahkan yang masih pakai baju tidur juga mampir.

Tidak cukup sampai di situ. Fenomena ini terbaca. Sepanjang jalan itu, kini tanpa sela. Penuh diisi PKL dengan berbagai variasi makanan. Mobil2 sili berganti parkir di lokasi itu. Dan hebatnya, harga pendatang baru disesuikan dengan seniornya, soto daging. Hanya Rp 10 ribu. Soto ayam, bubur ayam dan sejenis harganya mirip. Terjangkau.

Selanjutnya…Duluuu..beberapa tahun lalu, di pinggir jalan pantai loang baloq Mataram, terbangun lapak-lapak pedagang ikan bakar.

Sambil nikmati desiran ombak, makan ikan bakar dan plecing kangkung terasa nikmat. Kini, kawasan itu jadi padat. Warung-warung makan, boleh dikata restoran, bangun menyerupai kapal. Banyak Muda-mudi makan, sambil nikmati sanset.

Mungkin bagi orang baru kesana, anggap di kawasan ini ikan bakarnya segar, lezat dan melimpah. Pantai ini hasilkan ikan yang langsung dijual dan dibakar di sini…mungkin begitu. Anggapan ini keliru.

Ikan-ikan itu sebagian besar tidak dihasilkan dari pantai loang baloq. Tapi dari lombok timur, bahkan dari pulau sumbawa. Jadi di manapun bahan baku usaha tidak peduli, yang penting terbentuk aglomerasi, dan jadilah pusat kunjungan.

Apa pesannya. Setiap Pinggir jalan besar, pinggir sawah, pinggir sungai, pun pinggir pantai bisa dibangun aglomerasi ekonomi, Sebagai fenomena yang dipercaya mampu tumbuhkan ekosistem bisnis saat ini.

Perlulah Perilaku produsen di daerah mengikuti perilaku konsumen. Pemerintah perlu Petakan potensi-potensi itu sedari awal. Bila sudah ada, ingat konsep Bu Ravi. Buat Rapikan Viralkan. Rapikan tidak sekedar fisik, tapi juga kelembagaan kawasan itu.

Lalu apa itu aglomerasi sesuai judul tulisan ini? Saya kira, Silahkan tanya mbah google, pasti ada di sana…. Peace.

news via inbox

Nulla turp dis cursus. Integer liberos  euismod pretium faucibua

Leave A Comment

you might also like