Bank Indonesia, Genetika Pisang dan Bill Gates

Last Updated: May 11, 2025By Tags: , ,

M. Firmansyah

Kesekian kali Bank Indonesia undang akademisi dan peneliti. Bahas situasi terkini dan kebijakan BI untuk meresponya. Saya turut hadir. Kali ini pertemuannya di Jakarta. Tahun lalu di Jogjakarta dan Labuan Bajo.

Selain FGD, peserta oleh BI diajak ke Perum Peruri. Perusahaan yang cetak uang dan dokumen penting. Itu tentu langka. Tidak bisa sembarang orang masuk ke sana. Menyaksikan langsung cara cetak uang.

Di sela acara, baca-baca berita. Bill Gates berkunjung ke Indonesi. Gates malah bicara genetik pisang. Apaaa? Kita tahu siapa Bill Gates. Dia masuk deretan orang kaya dunia, pemilik Microsoft. Malah bicara pisang.

Ya, Bill Gates bicara genetika pisang yang kaya di Indonesia. Sebagai penopang ketahanan pangan. Bill Gates mengingatkan kembali akan keunggulan komparatif Indonesia, yaitu pangan.

Alih-alih bicara perluasan investasi teknologi informasi, atau artifisial intelegent yang memang core bisnisnya. Pisang salah satu poin Bill Gates. Walau Gates kini punya lembaga filantropi yang konsen untuk kemanusian, kesehatan dan ketahanan pangan. Tapi, membayangkan siapa Bill Gates. Selalu terbayang bisnis terkait teknologi.

3 hari Bank Indonesia bahas indikator dan kebijakan-kebijakan makro di dalamnya. Kebijakan makro tentu untuk jaga stabilitas mikro di sektor rill. pun Jaga kenyamanan bisnis.

Industri yang dorong tumbuhnya komoditas pertanian, oleh bank dapat insentif Kebijakan Liquiditas Makroprudensial (KLM). Maksimal 4 persen. Dari Giro Wajib Minimum yang 9 persen. Semoga turut bantu kembangkan industri pertanian. Lebih maju lagi.

Tentu saja, sektor inti bangsa itu sektor pertanian. Maka perlulah diseriusi. Itu mungkin maksud Bill Gates. Tapi, kenapa harus seorang Bill Gates yang ingatkan. Bahwa kita ini kaya akan industri pertanian, pangan.

Bicara pertanian tentu tidak sekedar, kebijakan untuk mewajibkan daerah siapkan kawasan pangan berkelanjutan, bantuan bibit, atau pupuk. Tapi kudu ada kebijakan jadikan bisnis pertanian ini untung. Seuntung-untungnya. Hulu sampai hilir. Efisien saat tanam. Untung saat ngejual. Petani haruslah sejahtera, baru namanya berkelanjutan.

Jangan heran pemilik lahan jual lahannya, atau buat peruntukan lain. Dari pada bertani tidak untung, mending bangun kost-kostan. Atau jual saja. Setelahnya teriak kita karena konversi lahan pertanian.

Contoh pisang, yang dibicarakan Gates. Memang sejak kecil kita tahu, variates pisang yang kita punya itu kaya. Alangkah indahnya pisang ini tidak sekedar berakhir jadi pisang goreng.

Semoga apa yang diingatkan Bill Gates, segera direspon. Jadikan gerakan besar majukan industri pangan dalam negeri. Dan saya pikir tidaklah sulit karena itu bagian dari kultur kita. itu saja. Sudah ada jalan dari Bank Indonesia, tinggal di bawahnya maju bareng-bareng.

Dari Pegangsaan Timur, Cikini, Hotel Double Tree by Hilton Jakarta (9 Mei 2025)

news via inbox

Nulla turp dis cursus. Integer liberos  euismod pretium faucibua

Leave A Comment