Dilema NTB

Last Updated: March 14, 2025By Tags: ,

@m firmansyah

Paul Krugman dapat hadiah Nobel Ekonomi di 2008. Apa kontribusi dia. Kita kenal, sebagai teori perdagangan baru. Dan teori ekonomi geografi baru. Ini cocok tuk jelaskan NTB. Dan rencana industrialisasinya.

Fyi, Ilmu ekonomi itu dulunya hanya bicara apa yang diproduksi, bagaimana dan untuk siapa. Pemikir Ekonomi geografi tambahi. Dimana berproduksi.

Kata dimana ini menjadi penting. Lokasi penentu juga berproduksi. Pemikir ekonomi regional jelaskan tuk jadi pusat industri kalau tidak dekat bahan baku, dekat pasar. Dekat bahan baku seperti tambang, juga keindahan alam. Misal pariwisata.

Dekat pasar, tentu jumlah penduduk. NTB misalnya, kenapa industri olahan menengah atas sulit sekali mau invest. Mereka akan hitung, itu produk akhirnya akan dibawa ke Jawa. Sebagai Pusat pasar. Masuk nggak bila dihitung biaya transportasinya.

Maka Tugas pemerintah pekirkan insentif. Apa intervensi pemerintah. Walau biaya transportasi bengkak, tapi biaya lain minim. Sehingga fixed cost, variabel cost bahkan transaction cost murah. Maka go project.

Bila tidak, ngapain industri repot-repot. Bangun saja dekat pusat pasar. Seperti Jabodetabek. Bahan baku saja yang datangkan dari mana-mana. Itu juga yang bisa jelaskan kenapa industri lebih pilih viatnam, malaysia atau negara tentangga, yang biaya produksi dan investasinya murah.

Alhamdullilah kita punya dua embrio pusat aglomerasi ekonomi. Salah satu instrumen penting Paul Krugman. KEK Mandalika dan Kawasan Industri Smelter. Gimana caranya, pikirkan tuk benar-benar lahir aglomerasi, klaster industri. Makin banyak makin baik.

Ada konsepnya untuk itu. Ada caranya. Memant Siapkan Kelembagaannya butuh waktu, tapi nggak mesti lama-lama.

NTB memang bukan pusat pasar. Tapi sebagian jadi pusat bahan baku. Masih berpeluang kok jadi pusat industri. Tapi kita kudu siapkan peta jalan menuju iklim bisnis yang kondusif dan murah. Itu harus.

news via inbox

Nulla turp dis cursus. Integer liberos  euismod pretium faucibua

Leave A Comment