@mf

Beliau ini pebisnis, tokoh yang mungkin tidak banyak di lahirkan dalam seratus tahun. Tidak saja di daerah bahkan mungkin level nasional. Disiplin, efisien dan naluri yang kuat jadikan setiap keputusan bisnis dan investasi akurat.

Seperti biasa, setelah joging dan Sarapan bareng, beliau memberi petuah-petuah bisnis ke teman-teman jogingnya. Ilmu dan pengalamannya segudang, lebih 40 tahun dalam dunia bisnis. Bahkan sejak SMP sudah kecebur dalam kehidupan bisnis.

Beliau paham karakter bisnis mitra-mitranya. Petuahnya selalu dinanti. Tidak sekedar ucapan, telah puluhan tahun terapkan.

Tokoh-tokoh bisnis seperti Michael Porter, Kotler atau Renald Kasali boleh saja kuasai teori-teori bisnis. Pun riset psikologi bisnis. Tapi beliau. Menjalani sehingga mengerti. Akhirnya terus melakoni.

Kisahnya akan jadi profile bisnis sukses dan dikenal sepanjang masa seperti Jeff bezos, jack Ma atau steve job dan tokoh-tokoh bisnis lain. Namun buat apa. Hidup adalah ruang berburu bahagia. Bahagia tidak selalu sama dengan terkenal.

Sarapan yang berat-berat telah selesai. Setelahnya cicipi makanan ringan. Cuci mulut dan ngopi. Dalam suasana santai itu. Beliau bicara tiga kriteria pertemanan dalam bisnis, yaitu: 1). Berteman saja, tanpa bermitra bisnis, 2) bermitra bisnis saja tanpa pertemanan dan 3). Berteman sekaligus bermitra bisnis.

Tiga aspek ini punya konsekuensi. Tapi saya cermati yang ketiga. Berteman sekaligus jadi mitra bisnis. Dalam teori, apa yang beliau sampaikan disebut juga blanded relationship. Itu dibahas dalam teori social capital, transaction cost economy dan dual relationship.

Ungkapan beliau adalah teori yang dibahas dan diteliti dibangku kuliah bisnis. Bagi periset bisnis, saya meyakini pengetahuan mereka  tidak sedalam pengusaha. Seperti beliau ini.

Maksudnya, tidak perlu dijelaskan siapa yang akan dipercaya untuk bermitra bisnis. Semua ada di kepala, semua ada kriterianya. Sungguh pelajaran berharga bersama pengusaha hebat ini. Dengan naluri tajam dan visi bisnis masa depan yang sangat kuat.